Kamis, 13 Oktober 2011

Kesehatan Reproduksi Remaja


Kesehatan Reproduksi adalah termasuk salah satu dari sekian banyak problem remaja yang perlu mendapat perhatian bagi semua kalangan, baik orang tua, guru, dan maupun konselor sekolah. Mengingat belakangan ini perilaku & pergaulan remaja dengan lawan jenisnya (pacaran) telah mengarah pada perilaku seks dan mengabaikan substansi dalam menjalin hubungan, yang pada dasarnya adalah sebagai ruang belajar dalam bersosialisasi, komunikasi, mengungkapkan emosi, dan berkomitmen.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh SMA Negeri 2 Denpasar kerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, World Population Foundation (WPF), lembaga swadaya masyarakat (LSM) internasional yang berkantor pusat di Belanda, dan Kita Sayang Remaja (Kisara) Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Bali pada April 2007 yang lalu, diperoleh informasi bahwa dari 766 responden terdapat 526 responden yang menyatakan mereka telah melakukan aktivitas seksual seperti pelukan, 458 responden sudah berciuman bibir, 202 responden sudah pernah mencium leher (necking), disusul 138 responden sudah menggesek-gesekkan alat kelamin tanpa berhubungan seks (petting), 103 responden sudah pernah hubungan seksual, dan 159 menyatakan aktivitas seksual lain selain yang disebutkan tadi.
Hasil penelitian Persatuan Keluarga Berencana Indonesia pada tahun 2002 diperoleh informasi bahwa minimnya pengetahuan remaja mengenahi kesehatan reproduksi remaja dapat menjerumuskan remaja pada perilaku seks pra nikah dan sebaliknya, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dapat menunda prilaku seks pra nikah dikalangan remaja. Sementara itu hasil penelitian Soetjiningsih terhadap 398 siswa SMA di Yogyakarta menunjukkan bahwa dari 84% siswa yang tidak setuju dengan perilaku seks pra nikah, 95% dari mereka menyatakan pernah mendapat pendidikan yang berkaitan dengan seksualitas, dan mereka (94.80%) juga setuju dengan pemberian pendidikan seks bagi kalangan remaja dan figure yang dianggap cocok memberikan pendidikan seks adalah dokter, psikolog dan seksolog.Berangkat dari fakta diatas maka sangat dianggap penting untuk memberikan materi KESPRO kepada peserta didik.
Tujuan
Siswa dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan reproduksi serta memiliki wawasan mengenai fungsi, peran, serta sistem reproduksi remaja.
Target
Siswa memiliki kesadaran pentingnya menjaga kesehatan reproduksi serta memiliki keberanian dalam mengkomunikasikan masalah-masalah yang berkaitan dengan reproduksi kepada orang tua dan guru pembimbing di sekolah.
Cara Pelaksanaan Kegiatan
Materi diberikan dalam bentuk ceramah dan diskusi agar dapat terjalin komunikasi dan diperoleh informasi yang akurat mengenai masalah-masalah kesehatan reproduski remaja yang sedang dialami oleh siswa-siswi. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut:
1) Penyampaian materi dan diskusi.
2) Melakukan evaluasi, untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang telah diberikan.
3) Meminta siswa untuk melaporkan masalah KESPRO yang sedang dialami dalam bentuk tulisan.
4) Melakukan konseling kepada siswa yang mempunyai permasalahan KESPRO.
Materi
Materi yang akan disampaikan terdiri dari beberapa sub pokok bahasan, sebagai berikut: Pengertian kesehatan reproduksi remaja, tumbuh kembang remaja, pacaran sehat, penyakit menular seksual.

DAFTAR PUSTAKA
Qomariyah, 2002. Siti Nurul, Ringkasan Penelitian Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Dikalangan Siswa SMP, dalam http://www.bkkbn.com, diakses 22 Oktober 2008.
Soetjiningsih, 2008, Remaja Usia 15 – 18 Tahun Banyak Lakukan Perilaku Seksual Pranikah, dalam http://www.gadjahmada.edu.
http://www.resep.web.id. (Menyuguhkan informasi seputar tips-tips untuk menjaga kesehatan reproduksi).

1 komentar: